Keajaiban
persahabatan
Karya: Reva, Puan, Syaqila dan ulfiyah
Peserta Didik SD Negeri 24 Macanang
Ira seorang anak yang orang tuanya
cukup sibuk sehingga ia bersifat pendiam, walau seperti itu Ira juga memiliki
beberapa sahabat dekat , Vara, Lani, dan Ila
Hari minggu, Ira pergi kerumah
tantenya untuk laundry baju, karna orang tuanya sedang sibuk bekerja dengan
kesibukan masing masing. Tante Ira sudah biasa dengan ekspresi keponakannya
yang selalu sedih. Oleh karna itu ia memberikan 2 gelang persahabatan, namun
Ira menolak karna ia tak mau cuma seorang sahabatnya yang memiliki gelang
tersebut.
Merasa tak nyaman bila menolak gelang
itu Ira menerimanya dan menyimpan baik baik dilaci meja belajar dikamarnya.
Pada saat malam itu ia bermimpi
diberikan gelang oleh peri bersama ketiga sahabatnya, sangking terkejut dan
senangnya ia langsung terbangun dari tidurnya. Sehabis bersiap siap Ira
berangkat kesekolah dengan pikiran yang masih teringat mimpinya semalam.
Di kelas dia duduk sendiri di
tempatnya, tak lama setelah itu ketiga sahabatnya datang dan menghampirinya
dengan senyum hangat.
*Ira! Good morning. Kata Vara, Lani
dan Ila bersamaan. *Kekompakan kalian bikin iri aja. Balasku dengan cemberut.
Sudah hampir 10 menit belum juga ada
teman lain yang datang selain mereka. “Guys” kata Lani membuka percakapan.
*Semalam aku mimpi dikasih gelang
tauk. *Kok bisa sih
aku juga loh.
Kami semua terheran heran karna
mendapat mimpi yang sama, namun kami membiarkannya kami pikir itu hanya
kebetulan semata. Bel yang dari tadi kutunggu akhirnya berbunyi “bel
istirahat”.
Saat aku sendirian dikelas bahkan
sempat tertidur Vara, Ila dan Lani membangunkanku dan berkata “ Ira!! Gelang yang tadi malam dalam
mimpi kita ada ditanganmu dan juga kami “
Heran bukan main kali ini benar benar
seperti mimpi yang indah. Satu persatu keajaiban datang dalam persahabataan
kami yang sudah hampir 3 tahun itu.
Sepanjang waktu disekolah ia terus
membincangkan hal tersebut bahkan sampai dirumah pun mreka tetap membahasnya
lewat pesan handpone.
Esoknya mereka terbangun ditempat
yang sama, mereka seperti dialam lain,
sesaat setelah itu ia mendapat sebuah kertas perintah untuk menyelasaikan
masalah dengan syarat tetap harus bekerja sama.
Misinya cukup sulit yaitu mencari bola
sakti digunung berapi.
Mereka diberi waktu 3 hari dimulai
esok hari, untuk persiapan mereka dibiarkan istirahat oleh suara yang tidak
jelas dari
.....PERJALANAN.....
Sudah ¼ perjalanan yang ditempuh
olehnya sehingga tibalah dipertigaan yang membuat mereka berselisih karna
perbedaan pendapat jalan.
Lani memilih kejalan yang lebih gelap
karna ia yakin pasti akan ada cahaya diakhir jalan nanti, Lani tetap ingin
kejalur tersebut walau sudah beberapa kali dibujuk oleh Vara dan Ira.
Lani bersikeras dan tetap jalan kejalur
tersebut, mereka awalnya membiarkan tapi Ila mengingat kata waktu itu yang
mereka dengar “ harus bekerja sama “
Vara, Ira kejar Lani ayo!!!. Tanpa berfikir mereka berdua mengejar Ila yang
lari kencang mengejar Lani. Mereka berhenti ketika melihat salah seorang
sahabatnya terhipnotis oleh seorang nenek tua mengerikan.
Nenek itu memerintahkan kami untuk menculik
peri bersayap emas .
Kami menolak tapi ia malah menyuruh
Lani untuk menangkap kami dengan senjata tajam, kami menangis dan terus
memanggil nama Lani, namun Lani tetap berajalan mengejar kami.
Kami tak bisa lagi berbuat apa apa
kami akhirnya menyanyikan lagu persahabatan kami.
*This is my friends, ini temanku
This is my best friends, teman
terbaikku.
Lani tersadar
dan ia lalu berlari kearah nenek tua itu mencabut kalungnya dan membuangnya
dijurang yang dalam.
Lalu nenek tua itu menghilang dengan
sekejab.
Mereka pun melanjutkan perjalanan
dengan keadaan takut.
Saat sampai di gunung berapi ternyata
nenek tua itu berada di gunung berapi tersebut setelah mereka berdebat dengan
waktu yang cukup lama mereka pun berhasil masuk ke tempat bola sakti tersebut.
Saat mereka menemukan bola sakti
tersebut mereka mendapat kembali surat yang bertuliskan “terima kasih kalian
berhasil menyelamat kan kakek tua yang terkurung di bola sakti tersebut”.
Mereka pun seperti terjatuh setelah membaca
surat itu ternyata mereka kembali keduania nyata , namun mereka merasa itu
hanyalah mimpi yang benar benar terjadi di dunia persahabatan mereka
Bekerja sama dan tidak mementikan ego
sendiri adalah kepentingan bersama yang harus dilakukan.
Yang menyelamatkan mereka bukanlah surat
tersebut akan tetapi yang menyelamat kan mereka adalah bekerjasamaan dan
kekompakan mereka.
....TAMAT....
No comments:
Post a Comment